Selasa, 03 Februari 2015

remote radio adalah remote yang digunakan untuk mobil mainan atau remote mobil mobilan. nah pernakah kamu mempunyai mobil mobilan mainan yang menggunakan remote control radio? nah daRI sini kmu  liat remotenya ada frekuensi nya rata2 27Mhz. disini saya memposting cara membuatnya berikut skematiknya:

UNTUK TRANSMITER:

pilih yang menurut anda sederhana:
 Sebuah pemancar 27MHz tanpa kristalKetika sirkuit tidak memiliki kristal,osilator dikatakan "bergantung voltaseatau "tegangan dikendalikan" dan ketika turun tegangan suplai, perubahanfrekuensi.
Jika frekuensi melayang terlalu banyak, penerima tidak akan mengambil sinyal. Untuk alasan inirangkaian sederhanaseperti yang ditunjukkan tidak dianjurkanKami hanya dimasukkan sebagai sebuah konsep untuk menunjukkan bagaimana frekuensi 27MHz yang dihasilkanIni menghasilkan nada dan ini dideteksi oleh penerima.


TRANSMITER DENGAN KOTAK-GELOMBANG Oscillator

Rangkaian ini terdiri dari dua blokBlokir 1ismultivibrator dan ini memiliki rasio mark / ruang yang sama untuk mengubah tahap RF dan mematikan. Blok 2 adalah sebuah osilator RFUmpan balik untuk menjaga operasi tahap disediakan oleh kapasitor 27pFrekuensi penghasilitem kumparan (terdiri dari 7 putaran penuhdan pemangkas udara 47p. Kedua item yang disebut sirkuit tuned paralel.Mereka juga disebut CIRCUIT TANK karena mereka menyimpan energi seperti sebuah TANK air dan menyebarkannya ke antenaFrekuensi sirkuit disesuaikan oleh pemangkas udara 47p. 

27MHz TRANSMITTER - 2 CHANNEL


Sirkuit ini tidak menggunakan kristal tetapi memiliki fitur pintar menggunakan dua tombol push untuk mengaktifkan sirkuit pada saat diperlukan untuk mengirimkan.
Frekuensi multivibrator ditentukan oleh nilai resistansi di dasar masing-masing transistorMultivibrator ini didorong langsung dari pasokan dengan tombol majudan melalui 150K untuk frekuensi terbalik.
Penerima membutuhkan nada 1kHz untuk maju dan 250Hz untuk mundur.


27MHz TRANSMITTER - 4 CHANNEL

Sirkuit ini menggunakan jumlah yang sama dari komponen sebagai rangkaian 2-Channel di atas tetapi memiliki 4 saluran.
Frekuensi multivibrator ditentukan oleh nilai resistansi di dasar masing-masing transistor.
Sebuah penerima channel 4 telah dirancang oleh Electronics berbicara menggunakan mikro PIC12F628 untuk mendeteksi frekuensi yang berbeda.


5-nada 200 Hz ke pemancar 3kHz

Pemancar terdiri dari dua transistorTransistor pertama menghasilkan nada dalam hubungannya dengan kedua transistor dan transistor kedua menghasilkansinyal 27MHzTombol "A" menghasilkan nada tombol 200Hz "B" memproduksi 1kHz nadatombol "C" menghasilkan 1kHz nada tombol "d" tombolmenghasilkan nada 1kHz "E" menghasilkan 1kHz nada

     

Transistor kedua adalah osilator mandiri dan mendapat umpan balik nya (untuk berosilasi pada 27MHz) dari transformator. Kumparan utama adalah bagian 9t dan umpan balik kepada dasar adalah 4 putaran.Tidak ada yang terjadi sampai salah satu tombol ditekan sebagai transistor pertama diadakan dalam keadaan "berpaling-off" oleh 3M3 dan kedua transistor tidak diaktifkan sebagai dasar dan 2k2 tidak terhubung dengan apa pun.Ketika tombol ditekan, 4N7 mulai mengisi melalui resistor terhubung ke tombol dan transistor pertama mulai menyala.4N7 akan dibebankan pada tegangan yang memungkinkan transistor pertama untuk menghidupkan sedikit. Hal ini memungkinkan arus dan tegangan mengalir melalui 2k2 untuk mengaktifkan transistor kedua dan menghasilkan 27MHz. Sebuah tegangan-drop diproduksi di resistor beban 100R dan ini mendorong sisi kiri-dari BAWAH 4N7. Sisi kanan bergerak ke bawah dan feed sebagian energinya ke dasar transistor pertama untuk menyalakannya LEBIH.Hal ini menyebabkan kedua transistor untuk menghidupkan lebih banyak dan membuat amplitudo yang lebih tinggi. Setelah waktu yang sangat singkat energi dari 4N7 (hanya sejumlah kecil energi yang disampaikan dan jumlah tersebut dapat bekerja dengan mengetahui berapa banyak milivolt akan dihasilkan di seluruh 100R antara operasi normal dari transistor kedua dan yang lebih tinggi berubah- pada negara) telah sepenuhnya diserahkan dan dan transistor pertama mulai untuk mematikan. Hal ini menyebabkan kedua transistor untuk mematikan sedikit dan 4N7 "naik di sirkuit." Pada saat yang sama itu akan dibebankan lagi oleh resistor terhubung ke saklar dan siklus berulang.Hasil akhirnya adalah pulsa yang cukup singkat yang menyebabkan transistor kedua untuk membuat amplitudo yang lebih besar. Hal ini terdeteksi oleh rangkaian penerima sebagai sinyal 27MHz amplitudo yang lebih tinggi menghasilkan 200 kali atau 1.000 kali per detik. Ini disebut sinyal modulasi amplituda dan dalam hal ini ditampilkan pada CRO sebagai puncak atau paku dan pembicara sebagai buzz atau nada.Frekuensi nada ditentukan oleh nilai 4N7 dan resistor yang biaya itu.

UNTUK LEBIH LANJUT LIAT LEBIH LANJUT DIAGRAM BLOGNYA
Penerima adalahdesain super-regeneratif dan output yang sangat bising. Namun ketika sinyal dari frekuensi yang sama denganrangkaian super regeneratif mengelilingi antenarangkaian memiliki kesulitan memancarkan sinyal dan dibutuhkan lebih lancar dan kurang lancarVariasi ini muncul di resistor muatan 3K9 sebagai perubahan voltase (gelombang) dansinyal ditembak mati melalui kapasitor 100N dan diteruskan ke tahap filter yang menghilangkan sebagian besar dari kebisingan latar belakang dan memperkuat sinyal (nada).
Diagram berikut menunjukkan hanya beberapa tahapan yang diperlukan untuk memecahkan kode 5 nada yang berbeda dan memberikan sinyal untuk 5 output yang terpisah:    
Untuk yang masih awam dengan Line Follower Robot (LFR), mungkin akan membayangkan sebuah robot dengan anggota tubuh seperti manusia. Ini berdasar pengalaman saya mengajar siswa/i SMA yang saya beri tugas akhir membuat sebuah LFR. Kebanyakan mereka (siswa/i), jika mendengar kata robot, langsung yang terbayang adalah salah satu tokoh robot dalam film Transformer. Jadi untuk membuatnya adalah sesuatu yang mustahil.
      Sebetulnya pengertian robot adalah sistem otomatisasi yang digunakan untuk mempermudah pekerjaan manusia. Contoh : pintu garasi mobil yang buka-tutupnya dikendalikan oleh remote control, lift, bahkan lampu merah beserta penghitung mundurnya juga termasuk robot. Perbedaan antara peralatan (sistem) yang disebut di atas dengan robot ASIMO (buatan Honda), terletak pada banyaknya sensor di setiap peralatan.
     Sensor sendiri dapat diumpamakan sebagai indera (pada manusia). Makin banyak sensor, makin canggih sang robot. Fungsi sensor juga sama dengan fungsi indera, yaitu mengubah rangsang yang diterima dari lingkungan sekitar, untuk kemudian diubah menjadi besaran listrik, dan kemudian dikirimkan ke sistem kendali (kontrol). Kendali kemudian memutuskan melakukan sebuah gerakan. Komponen utama sebuah robot untuk melakukan gerakan adalah motor DC. Gerakan utama motor DC adalah gerak melingkar.
     LFR yang hendak dibangun di sini adalah sebuah sistem yang dapat bergerak mengikuti pola garis di atas bidang datar. Kalau anda biasa bermain tamiya, LFR hampir mirip dengannya. Bedanya tamiya tidak ada sensor dan sistem kendali, sedang LFR dilengkapi dengan sensor dan sistem kendali.
     Konstruksi standar sebuah LFR, memiliki 3 roda, satu roda depan yang bebas bergerak, dan 2 roda kendali di belakang. Mirip dengan bajaj, bedanya roda kendali bajaj ada di depan, dengan si abang bajaj yang berfungsi sebagai sensor dan sistem kendali.
     LFR ini sangat sederhana karena tidak menggunakan banyak sensor, juga tidak memakai mikrokontroler (chip / IC yang dapat diprogram). LFR ini menggunakan 2  LDR (Light Depending Resistor) sebagai sensor. Dan menggunakan satu transistor yang berfungsi sebagai saklar (2N3904) dan satu transistor sebagai penguat sinyal (2N2907). Karena menggunakan LDR maka robot kita ini sangat peka terhadap intensitas cahaya. Dan hal inilah yang dimanfaatkan agar robot ini dapat bergerak mengikuti pola garis yang kita buat di atas bidang datar.

Cara Kerja LFR
LFR yang dibangun memiliki 2 LDR pada 2 sistem kendali yang dihubungan dengan 2 roda kendali (kiri dan kanan) yang ada di belakang. Untuk kemudian kita sebut saja sistem kendali yang terhubung dengan roda sebelah kiri dengan sistem kendali roda kiri. Dan sistem kendali yang terhubung dengan roda kanan, sistem kendali roda kanan.
      Pola garis yang dibuat harus bewarna hitam pada bidang datar yang memiliki warna dasar putih (warna cerah yang dapat memantulkan cahaya). Ketika kedua LDR tidak berada di atas (pola) garis hitam, maka keduanya menerima pantulan cahaya penuh dari bidang datar, sehingga transistor (2N3904 dan 2N2907) pada kedua sistem kendali aktif dan menggerakkan motor DC yang dihubungkan pada roda kendali kiri dan kanan, menyebabkan robot bergerak. Ketika garis berbelok (mengarah) ke kiri, LDR pada sistem kendali kiri ada di atas garis hitam yang tidak memantulkan cahaya (secara penuh), menyebabkan transistor 2N3904 dan 2N2907 (pada sistem kendali roda kiri) tidak aktif dan roda kiri berhenti, sedang roda kanan tetap berputar (karena LDR pada sistem kendali roda kanan berada di atas bidang putih). Hal tersebut (roda kiri diam, roda kanan berputar) menyebabkan robot berbelok ke arah kiri sesuai dengan pola garis hitam. Demikian juga jika robot hendak berbelok ke arah kanan, roda kanan diam, roda kiri bergerak (berputar).
Di bawah ini adalah skema rangkaian LFR.











Untuk komponen LDR 1 dan LDR 2, serta M kiri dan M kanan, tidak terpasang pada PCB, melainkan terpasang pada badan robot. Pemasangan LDR boleh terbalik. Sedangkan motor tidak boleh terbalik. Jika terbalik (kabel motor) arah putaran akan terbalik. Motor kiri harus berputar berlawanan arah jarum jam dan motor kanan harus berputar searah jarum jam.
Kalau komponen mau dirangkai di atas PCB polos, anda coba salin gambar lay out atas rangkaian LFR di bawah ini pada selembar kertas putih, kemudian tebalkan jalur lay out atas dari bagian belakang kertas. Nah jalur yang baru terbentuk pada bagian belakang kertas ini namanya lay out bawah. Lay out bawah inilah yang harus disalin pada PCB polos, di sisi tembaganya menggunakan spidol permanen. Kemudian PCB dapat di etching, setelah dietching dibor lubang-lubang untuk tempat kaki komponen.
Gambar bergerak di atas adalah LFR dengan badan akrilik ukuran 10 cm x 10 cm. Dengan gear-box yang menyatu (terintegrasi) dengan motor DC, sehingga sangat mudah untuk ditempelkan ke badan LFR. Motor DC ditempel ke badan LFR tidak menggunakan lem, melainkan diikat menggunakan tali plastik pengunci. Kedua ban belakang adalah bawaan dari motor DC. Maksudnya harga motor DC sudah termasuk bannya. Ban depan merupakan ban troli ukuran paling kecil. Bisa didapatkan di toko bahan bangunan. Jika susah mendapatkan ban depan, bisa diganti dengan roll-on bekas rexona. Usahakan tinggi ban belakang dan depan sama, agar sensor LDR dapat efektif terkena pantulan cahaya.
PCB rangkaian dan baterai 9 volt boleh diletakkan saja di atas akrilik yang merupakan badan LFR. Tapi jika ingin rapi, PCB dapat dimur-baut dan baterai bisa diikat dengan kawat puntir.
Di bawah ini gambar motor DC yang sudah jadi satu dengan gearbox (tipe: MT203).     
Robot sederhana


Robot.My,ID. Salam robotika buat agan-agan semua, kali ini saya akan mengulas bagaimana cara Membuat Robot Line Follower Sederhana berbasis microcontroller namun hanya dengan menggunakan dua sensor infrared/photodioda tanpa driver motor dan rangkaian robot ini tidak menggunakan tampilan LCD Character, pasti sederhana sekali robotnya.

Berikut ini salah satu penampakan robot line follower sederhana 2 sensor :

Berikut ini skema/rangkaian robot line follower sederhana 2 sensor :
 
Skema Robot Line Follower Sederhana 2 sensor
Namanya juga masih sederhana banget rangkaian ini jadi hasilnya pun kurang begitu smooth jika dijalankan pada arena, karena hanya memiliki dua sensor namun hal ini bukanlah suatu masalah karena dari rangkaian yang sederhana ini kita bisa belajar bagaimana sensor bekerja dan respon kecepatan motor pada robot, apalagi untuk para pemula atau newbie yang sama sekali belum pernah membuat robot semacam ini.

Proses pembacaan sensor pada garis hitam dapat dilihat seperti gambar dibawah ini :
Proses pembacaan sensor garis
Navigasi Robot Saat mengikuti garis

Bingung dengan proses pembuatan layout PCB nya?? untuk para pemula sudah banyak dijual kit atau board minimum sistem microcontroller untuk robot line follower, salah satunya seperti gambar dibawah ini :




Berikut ini saya lampirkan kode program robot line follower sederhana sesuai rangkaian/skema diatas dengan menggunakan program Bascom AVR :

'--------------------
'Robot Line Follower
'--------------------
$regfile = "m16def.dat"
'Jika menggunakan ATMega8535 maka diganti dengan "m8535.dat"
$crystal = 12000000
'--------------------------
Ddrb.0 = 1                                                  'Sensor Kanan
Portb.0 = 0
Ddrb.1 = 0
Portb.1 = 1

Ddrb.2 = 1                                                  'Sensor Kiri
Portb.2 = 0
Ddrb.3 = 0
Portb.3 = 1

Ddra.0 = 1                                                  'Motor Kanan
Ddra.1 = 1                                                  'Motor Kiri
'--------------------------
Do
   If Pinb.1 = 0 Then
      Porta.0 = 0
      Porta.1 = 1
   Else
      Porta.0 = 1
      Porta.1 = 1
   End If

   If Pinb.3 = 0 Then
      Porta.0 = 1
      Porta.1 = 0
   Else
      Porta.0 = 1
      Porta.1 = 1
   End If

Loop
'--------------------------- end  

Pemancar FM  Untuk ngebrik dan broadcash



Proyek ini adalah proyek masa lalu dijaman masih jadi kuliah tahun 94an yang suka ngoprek elektronik. Dari gaul di udara lewat pemancar FM akhirnya dapat skema pemancar FM 12 W dari teman on air (Juragane Mbako dari pwt yg suka Djarum 76), cukup simpel tapi dapat dipakai ngebrik sampai puluhan KM. Gambar skema lengkap versi protel Kebutuhan tegangan 12V/5A. Antena dapat memakai 1/2 dipole, ground plane, gamma match atau lainnya dengan kabel merek Belden impendans 50 ohm. Untuk pendingin transistor C1971 PCB dilubangi sehingga transistor langung di mounting ke box atau pendingin. Bodi transistor C1971 adalah emitor yang berhubungan dengan ground.

Dan inilah contoh setelah selesai :
Antena gamma match :
Antena gamma match merupakan antena 1/2 lamda dengan tambahan matching impedans yang lebih fleksibel pengaturannya (var kapasitor) dengan menggeser-geser lewat gamma match/roadnya. Jenis antena ini pernah saya rakit (th 1994) dan dipakai untuk pemancar FM dengan hasil bagus pada settingan impedans yang pas. Pengukuran SWR dapat stabil 1:1 cukup kecil. Sayang waktu itu belum ada dokumentasi fotonya Antena saya pasang vertikal hanya drivennya saja di dalam kamar setinggi 170 cm dengan kabel belden RG 58 dapat mencapai paling tidak -+5 Km (dari wirobrajan Gg. Gatotkoco sampai sekitar alun-alun kraton YK) apa lagi jika dipasang diluar rumah dan pada ketinggian cukup tinggi.
Gambar di bawah ini sekema Pemancar FM dengan tabung :
SKEMA PEMANCAR FM TRANSISTOR :
SKEMA PEMANCAR FM TRANSISTOR SEDERHANA JANGKAUAN JAUH
Untuk keterangan lebih lanjut bisa di lihat di http://guru.technosains.com/FM-Breaker.htm
BOSTER 50 WATT PEMACAR FM :
Skema Rangkaian :
Skema PCB Rangkaian Boster FM 50 Watt :
Daftar Komponen :
TR1 ………………. SC1971.
TR2 ………………. SC1964.
C1, 4 ……………… 8 pF ( kondensator trimmer batu ).
C2, 5 . ……………..10 pF ( Kondensator trimmer batu).
C7, 8 ……………….20 pF ( Kondensator trimmer batu).
C3, 6 ……………… 2200 mF/50 V.
L1, 4, 7 …………. Diameter kawat 2mm
Diameter inti udara 8mm .
Jumlah lilitan= 3 lilit.
L2, 5 …………… Diameter kawat 2mm
Diameter inti udara 8mm
Jumlah lilitan= 9 lilit .
R1, 2 …………….. 100 ohm / 2 watt.
L3, 6 …………….. Diameter kawat 0,4mm
*.Catatan : Untuk R1, 2 dan L3, 6 dililitkan bersama .
Cara merakitnya :
1. Kamu beli papan PCB polos di toko elektronik, lalu kamu lukis menggunakan spidol hitam hitam sesuai dengan gambar di atas kemudian rendam pada larutan feriClorida .Tunggu sampai
bagian yang tidak terkena spidol hilang .
1. Kamu beli papan PCB polos di toko elektronik, lalu kamu lukis menggunakan spidol hitam hitam sesuai dengan gambar di atas kemudian rendam pada larutan feriClorida .Tunggu sampai
bagian yang tidak terkena spidol hilang .
2. Setelah papan PCB sudah jadi, bersikan sisa tinta spidol dengan menggunakan kertas amplas halus kemudiaan libangilah pada bagian transistor( TR1, 2 ) membentuk kotak sesuai dengan bentuk transistor itu agar bisa menempel pada plat pendingin .
3. Pasanglah komponen-komponen pada tempatnya sesuai dengan gambar di atas, ingat kaki transistor jangan sampai terbalik .
4. Setelah semua komponen telah terpasang, sambungkan output dari pemancar 5 watt ke input Booster .
5. Di bagian output Booster, kamu pasang Dummy Load sebagai pengganti antena sekaligus untuk mengukur besaran daya keluaran dari Booster yang telah kamu rakit .
6. Sambungkan juga kabel tegangan DC 12V pada Booster, ingan jangan sampai terbalik kabel(+)
dan (-) nya .
7. Untuk mengoptimalkan daya keluaran pada booster, lakukan penyetelan dengan mentrim kondensator trimmer (C1, 2, 4, 5, 7, 8 ) dan merenggangkan Lilitan( L1, 4, 7 ) sampai kamu mendapat daya keluaran yang maksimal .
8. Bila Daya keluran Booster sudah maksimal, kamu bisa mencobanya dengan menyambungkan ke Antena Pemancar FM .
9. Untuk mengetahui kekuatan modulasi dan mengatur ketepatan antena, gunakan SWR Meter .
10. Untuk kabel antena gunakan kabel koaksial RG 58 atau RG 8 yang berimpedansi 50 ohm .
Sumber : http://rahmattehnik.blogspot.com/2010/06/cara-merakit-booster-pemancar-fm-50watt.html
Untuk membuat booster pemancar FM ini bisa kamu lihat juga di http://encepnurdinbogor.wordpress.com/2012/04/01/boster-2sc1971-dengan-driver-2sc2053/
PEMANCAR FM TANPA TRIMER :
PEMANCAR FM RONICA/SATURN (SUDAH BENTUK KIT DI PASARAN)
Modifikasi dari rangkaian Pemancar FM yang ada di pasaran (tipe S-083 dari Saturn). Rangkaian S-083 hanya menghasilkan daya kurang lebih 1 Watt. Dengan sedikit modifikasi, penyederhanaan dan penambahan booster akan didapatkan daya akhir 12 Watt. Rangkaian S-083 terdiri atas 3 bagian, yaknik bagian osilator, Penyangga tingkat pertama (Buffer 1) dan Penyangga tingkat kedua (buffer 2), lihat di Gambar 4 (Komponen yang diberi tanda * adalah bagian yang dimodifikasi )..
Setelah dicoba, osilator S-083 hasilnya cukup memuaskan, selain stabil osilator tersebut menghasilkan sinyal yang kuat. Karena itu bagian osilator dipakai tanpa modifikasi. Transistor di Tingkat penyangga pertama (Buffer 1) yang semula menggunakan C2053, diganti dengan transistor C930, tipe dengan harga yang jauh lebih murah dan mudah diperoleh dipasaran. Untuk keperluan itu nilai R6 diganti menjadi 10K, untuk memberi bias yang sesuai bagi transistor C930.
Kapasitor 33pF pada kaki kolektor transistor penyangga diganti dengan trimmer C8 bernilai 5-60pF untuk mempermudah penalaan. Transistor di Tingkat penyangga kedua (Buffer 2) yang semula C710 diganti pula dengan C930, dan kapastor pada kolektornya juga diganti dengan trimmer C11 bernilai 5-60 pF. Pada keluaran tingkat kedua diberi tambahan induktor dan kapasitor yang berfungsi sebagai penyesuai impedansi, sehingga Impedansi keluaran dari penyangga tingkat akhir yang kurang lebih 380 Ohm dirubah menjadi 50 Ohm.
Skema rangkaian Exciter
Saat merakit sebaiknya jangan tergesa-gesa dengan mengerjakan langsung secara keseluruhan, tapi kerjakan tiap bagian agar adanya kesalahan dapat diketahui lebih awal.
Bagian pertama yang dikerjakan adalah osilator, setelah selesai dirakit dapat langsung dicoba, dengan cara menyalakan radio FM pada gelombang yang kosong dan atur volume radio sehingga suara desis terdengar jelas (akan lebih mudah jika dipakai radio yang mempunyai indikator tuning). Putar inti dari koker (L1) kekanan sampai maksimal. (Dengan memutar koker kekanan frekuensi yang dihasilkan osilator makin rendah.) Ny
alakan pemancar FM, putar inti koker kekiri sampai desis pada radio FM hilang atau sampai indikator tuning menyala. Jika didapatkan sinyal yang kuat dan stabil, osilator dari pemancar ini telah bekerja dengan baik.
Bagian selanjutnya dapat mulai dirakit, setelah selesai dirakit, hubungkan rangkaian exciter (Gambar 4) seperti diagram Gambar 5. Nyalakan catu daya dan putar kedua trimmer (C8 dan C11) pada penyangga secara bergantian sampai didapatkan daya paling besar dan SWR paling kecil. Kalau rangkaian exciter bekerja dengan baik, akan didapatkan daya kurang lebih 0,25 Watt.
Sampai tahap ini exciter sudah siap pakai. Untuk mendapatkan daya yang lebih besar lagi dapat dapat ditambahkan rangkaian booster 12 Watt, sehingga akan jarak jangkauan pancaran meningkat sampai 7 kali lipat.
Skema rangkaian booster
Rangkaian booster 12 Watt pada Gambar 6, terdiri dari dua tingkat penguat transistor yang masing-masing bekerja pada kelas C, masomg-masing input dan output penguat transistor ini diberi rangkaian penyesuai impedansi.
Penguatan tingkat pertama memakai transistor C1970. Rangkaian Penguatan ini mempunyai penguatan daya 9,2dB (8 kali), sehingga dari exciter berdaya 0,25 W seharusnya bisa dihasilkan daya 2 W. Pada kenyataannya dari keluaran penguatan tingkat pertama ini hanya menghasilkan daya 1,75 Watt, hal ini disebabkan adanya kerugian dari rangkaian matching network.
Penguatan tingkat kedua memakai transistor C1971. Rangkaian Penguat ini mempunyai penguatan daya 10dB (10 kali). Sehingga daya dari tingkat pertama yang 1,75 W bisa diperkuat menjadi 17,5 W. Pada kenyataannya daya dari penguatan tin
gkat kedua hanya mencapai 12,5 Watt. Hal ini disebabkan adanya kerugian dari rangkaian matching network dan keterbatasan dari transistor C1971.
Karena panas yang dihasilkan kedua transistor cukup besar maka jangan lupa memasang pendinginan yang cukup.
Setelah booster selesai dirangkai selanjutnya booster dapat dicoba dan ditala, dengan merangkai exciter, booster, SWR & Power Meter dan Dummy Load seperti Gambar 7. Sebelum catu daya dinyalakan, semua trimmer pada booster diputar pada posisi tengah. Pastikan catu daya yang dipakai dapat memberikan arus lebih dari 3 Ampere. A
mati power meter. Power meter seharusnya menunjukkan daya beberapa watt. Putar trimmer pada booster dimulai dari bagian input sampai didapatkan daya paling besar. Ulangi beberapa kali. Seharusnya akan didapatkan daya sampai 12W.
Dari pengukuran didapatkan kebutuhan arus adalah 2,2 Ampere dan daya maksimal yang dapat dicapai adalah 12,5 Watt. Daya yang terlalu besar tentu saja akan memperpendek umur transistor tingkat akhir. Untuk itu disarankan untuk menurunkan daya keluaran dengan menurunkan tegangan supply menjadi 12 Volt.
 ini dapat bekerja dari range 88MHz sampai 108MHz. Rangkaian transmitter ini menggunakan final transmitter transistor 2SC1971. Sinyal RF yang telah dimodulasi dalam rangkaian transmitter ini dikuatkan dalam 3 tingkat yaitu dimulai dikuatkan pertama kali oleh penguat transistor 2SC2053 kemudian dikuatkan lagi oleh penguat 1 transistor 2SC1970 dan terakhir dikuatkan dengan penguat 1 transistor 2SC1971. Rangkaian trnsmitter FM ini dapat langsung diberikan sinyal input berupa sinyal audio. Rangkaian transmitter ini bekerja dengan sumber tegangan 12 VDC untuk bagian transmitternya kemuadian 9 VDC untuk bagian oscilator dan mixernya. Rangkaiantransmitter dalam artikel ini merupakan transmitter FM mono dan sering digunakan oleh hobiest dan amatir radio. Rangkaian detil dari transmitter ini dapat dilihat pada gabar berikut.

Rangkaian Pemancar FM 88-108 MHz 2SC1971

Rangkaian Pemancar FM 88-108 MHz 2SC1971,transmitter FM,transmitter fm 88-108,pemancar FM,rangkaian pemancar FM,membuat pemancar fm,pemancar fm sederhana,pemancar fm amatir,pemancar fm 1971,transmiter fm 1971,rangkaian transmitter fm dengan 1971,membuat pemancar fm dengan 1971,membuat pemancar FM transistor 2SC1971,PCB pemancar FM transistor 2SC1971,membuat PCB pemancar FM transistor 2SC1971,merakit pemancar FM transistor 2SC1971 harga pemancar FM transistor 2SC1971,beli pemancar FM transistor 2SC1971, modul pemancar FM transistor 2SC1971,kit pemancar FM transistor 2SC1971,skema pemancar FM transistor 2SC1971
Frekuensi kerja transmitter ini dapat diatur menggunakan potensimeter 5K dari 88MH – 108MHz. Rangkaian oscilator yang diterapkan pada transmitter ini menggunakan sistem VCO (Voltage Control Oscilator) yang disusun dengan dioda varaktor. Rangkaian transmitter ini telah lengkap dengan gambar rangkaian power supplynya ehingga dapat dipahami dengan mudah.
Untuk membuat pemancar FM 88-108 MHz dengan transistor power 2SC1971 diatas sebaiknya menggunakan PCB yang dikelilingi oleh jalur ground dan komponen dipasang di jalur tembaga secara langsung (PCB tidak di bor). Dalam pembuatan jalur PCB diusahakan jarak jalur tembaga sependek mungkin untuk menghindari efek kapasitansi pada jalur tembaga.
Power supply yang digunakan untuk memberikan supply tegangan ke rangkaian pemancar FM ini harus menggunakan power supply dengan regulator yang baik dengan arus 5 – 10 ampere. Setelah proses perakitan selesai harus dilakukan proses matching impedansi pada tiap bagian agar semua daya terserap dengan baik pada tiap bagian dan antena. proses matcing impedansi dilakukan dengan mengatur tuas trimer kapasitor yang ada pada tiap bagian rangkaian pemancar FM 2SC1971 diatas.